Jumat, 28 November 2008

Senin, 03 November 2008

Barack Obama

Barack Hussein Obama II ( lahir 4 Agustus 1961) adalah seorang Senator Amerika Serikat junior dari Illinois dan calon presiden Partai Demokrat dalam Pemilihan presiden Amerika Serikat 2008.

Obama adalah orang Afrika-Amerika pertama yang dicalonkan oleh sebuah partai politik besar Amerika untuk menjadi presiden. Lulusan Universitas Columbia dan Sekolah Hukum harvard, dimana ia menjabat sebagai presiden Harvard Law Review, Obama bekerja sebagai koordinator masyarakat dan menjabat sebagai pengacara hak sipil sebelum menjadi Senat Illinois selama tiga kali mulai 1997 hingga 2004. Ia mengajar hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas Chicago sejak 1992 hingga 2004. Setelah kegagalan meraih kursi di Dewan Perwakilan AS tahun 2000, ia mengumumkan kampanyenya untuk Senat AS bulan Januari 2003. Setelah kemenangan Maret 2004, Obama menyampaikan catatan kuncinya pada Konvensi Nasional Demokrat Juli 2004. Ia terpilih sebagai Senat pada November 2004 dengan 70 persen suara.

Sebagai anggota minoritas Demokrat di Kongres ke-109, ia membantu membuat undang-undang yang mengatur senjata konvensional dan mempromosikan akuntabilitas publik dalam penggunaan dana federal. Ia juga melakukan perjalanan resmi ke Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika. Selama Kongres ke-110, ia membantu membuat UU mengenai lobi dan kecurangan pemilihan, perubahan iklim, terorisme nuklir, dan perawatan bagi personil militer AS yang pulang. Obama mengumumkan kampanye presidennya pada Februari 2007, dan dicalonkan pada Konvensi Nasional Demokrat 2008 dengan senator Delaware, Joe Biden sebagai pasangan kampanye.

Kehidupan awal dan karir


Barack Obama lahir di Kapi'olani Medical Center for Women & Children di Honolulu, Hawaii, dari pasangan Barack Hussein Obama, Sr., seorang Kenya berkulit hitam dari Nyang’oma Kogelo, Distrik Siaya, Kenya, dan Ann Dunham, seorang Amerika berkulit putih dari Wichita, Kansas. Orangtuanya bertemu ketika bersekolah di Universitas Hawaii di Manoa, dimana ayahnya adalah murid asing. Keduanya berpisah ketika Obama berusia dua tahun dan akhirnya bercerai.. Ayah Obama kembali ke Kenya dan melihat anaknya untuk terakhir kalinya sebelum meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tahun 1982.

Setelah bercerai, Dunham menikahi Lolo Soetoro, dan keluarganya pindah ke tanah air Soetoro di Indonesia tahun 1967, dimana Obama bersekolah di sekolah lokal di Jakarta hingga ia berusia 10 tahun. Ia kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama kakek dan neneknya dan belajar di Sekolah Punahou sejak kelas lima tahun 1971 hingga lulus SMA pada 1979. Ibu Obama kembali ke Hawaii tahun 1972 selama beberapa tahun dan kemudian ke Indonesia untuk menyelesaikan kerja lapangan untuk disertasi doktoral. Ia meninggal karena kanker rahim tahun 1995.

Sebagai seorang dewasa, Obama mengakui bahwa ketika SMA ia menggunakan mariyuana, kokain, dan alkohol, yang ia jelaskan pada Forum Sipil Presiden 2008 sebagai kesalahan moralnya yang terbesar.

Setelah SMA, Obama pindah ke Los Angeles, dimana ia belajar di Perguruan Tinggi Occidental selama dua tahun.[11] Ia kemudian dipindahkan ke Universitas Columbia di New York City, dimana ia lulus dalam bidang pengetahuan politik dengan kelebihan pada hubungan internasional. Obama lulus dengan B.A. dari Columbia tahun 1983, kemudian bekerja selama setahun di Business International Corporation dan kemudian di New York Public Interest Research Group.

Setelah empat tahun di New York City, Obama pindah ke Chicago, dimana ia menjabat sebagai direktur Developing Communities Project (DCP), sebuah perkumpulan masyarakat berbasis gereja yang sebenarnya terdiri dari delapan paroki Katolik di Roseland Raya (Roseland, West Pullman, dan Riverdale) di South Side, Chicago, dan bekerja di sana selama tiga tahun mulai Juni 1985 hingga Mei 1988. Selama menjabat sebagai direktur DCP, stafnya bertambah dari satu menjadi tiga belas pendapatan per tahunnya meningkat dari $70.000 menjadi $400.000, dengan keberhasilan meliputi membantu membuat program pelatihan kerja, program pelatihan persiapan perguruan tinggi, dan organisasi hak penjual di Altgeld Gardens. Obama juga bekerja sebagai konsultan dan instruktur untuk Gamaliel Foundation, sebuah institut perkumpulan masyarakat. Di pertengahan 1988, ia untuk pertama kalinya mengunjungi Eropa selama tiga minggu dan lima minggu di Kenya, dimana ia banyak bertemu saudara Kenya-nya untuk pertama kalinya.

Obama masuk Sekolah Hukum Harvard pada 1988. Pada akhir tahun pertamanya, ia dipilih, menurut kelasnya dan kompetisi menulis, sebagai editor Harvard Law Review. Bulan Februari 1990, di tahun keduanya, ia terpilih menjadi presiden Law Review, sebuah posisi sukarela penuh waktu yang berguna sebagai pimpinan editor dan pemantau 80 editor Law Review. Pemilihan Obama sebagai presiden Law Review berkulit hitam pertama diketahui secara luas dan diikuti oleh beberapa profil yang panjang. Pada musim panas, ia kembali ke Chicago dimana ia bekerja sebagai asosiat musim panas di firma hukum Sidley & Austin tahun 1989 dan Hopkins & Sutter tahun 1990. Setelah lulus dengan magna cum laude Juris Doctor (J.D.) dari Harvard tahun 1991, ia kembali ke Chicago.

Publisitas dari pemilihannya sebagai presiden Harvard Law Review berkulit hitam pertama membawanya pada kontrak penerbitan dan pembuatan buku mengenai hubungan ras.Dalam usaha untuk merekrutnya ke fakultas mereka, Sekolah Hukum Universitas Chicago menyediakan Obama beasiswa dan kantor untuk membuat bukunya. Ia awalnya berencana menyelesaikan buku tersebut dalam satu tahun, tapi ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama setelah buku ini berubah menjadi memoir pribadi. Untuk bekerja tanpa gangguan, Obama dan istrinya, Michelle, berlibur ke Bali dimana ia menulis bukunya selama beberapa bulan. Manuskrip tersebut akhirnya diterbitkan pada pertengahan 1995 dengan judul Dreams from My Father.

Obama memimpin Project Vote Illinois mulai April hingga Oktober 1992, dengan registrasi pemilih dnegan sepuluh staf dan tujuh ratus sukarelawan; tujuannya berhasil dengan mendaftarkan 150.000 dari 400.000 orang Afrika-Amerika di negara bagian itu, sehingaga Crain's Chicago Business menempatkan Obama dalam daftar "40 under Forty" tahun 1993.

Berawal tahun 1992, Obama mengajarkan hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas Chicago selama dua belas tahun, menjadi yang pertama dikelompokkan sebagai Penceramah sejak 1992 hingga 1996, dan kemudian sebagai Penceramah Senior sejak 1996 hingga 2004.

Ia juga, tahun 1993, bergabung dengan Davis, Miner, Barnhill & Galland, sebuah firma hukum dengan dua belas pengacara yang berpengalaman dalam litigasi hak-hak sipil dan pembangunan ekonomi masyarakat, dimana ia adalah seorang asosiat selama tiga tahun sejak 1993 hingga 1996, kemudian of counsel mulai 1996 hingga 2004, dengan lisensi hukumnya berakhir tahun 2002.

Obama adalah anggota pendiri dewan direktur Public Allies tahun 1992, mengundurkan diri sebelum istrinya, Michelle, menjadi direktor eksekutif pendiri Public Allies Chicago di awal 1993. Ia menjabat dari 1993 hingga 2002 pada dewan direktur Woods Fund of Chicago, yang pada 1985 telah menjadi yayasan pertama yang mendanai Developing Communities Project, dan juga sejak 1994 hingga 2002 pada dewan direktur The Joyce Foundation. Obama bekerja pada dewan direktur Chicago Annenberg Challenge pada 1995-2002, sebagai presiden pendiri dan pimpinan dewan direktur sejak 1995-1999. Ia juga bekerja pada dewan direktur Chicago Lawyers' Committee for Civil Rights Under Law, Center for Neighborhood Technology, dan Lugenia Burns Hope Center.

Legislator negara bagian 1997-2004


Obama berhasil mengalahkan semua pesaingnya dari pemilihan dan muncul dalam pemilihan tanpa saingan. Ia kemudian dipilih sebagai Senat Illinois tahun 1996, menggantikan Senator Negara Bagian Alice Palmer sebagai Senator dari Distrik ke-13 Illinois, yang kemudian membentangi South Side Chicago dari Hyde Park-Kenwood ke selatan di South Shore dan barat ke Chicago Lawn. Setelah terpilih, Obama bersahabat dengan Presiden Senat Illinois yang membantu senator baru ini berhasil. Ia mensponsori hukum yang meningkatkan kredit pajak bagi pekerja berpendapatan rendah, menegosiasikan reformasi kesejahteraan, dan mempromosikan peningkatan subsidi bagi perawatan anak.

Obama terpilih kembali sebagai Senat Illinois tahun 1998, dan lagi tahun 2002. Tahun 2000, ia dikalahkan dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk Dewan Perwakilan AS oleh Bobby Rush selama empat tahun dengan perbandingan dua banding satu.

Bulan Januari 2003, Obama menjadi pimipinan Komite Kesehatan dan Pelayanan Sipil Senat Illinois ketika Demokrat, setelah satu dasawarsa seabgai minoritas, akhirnya memperoleh mayoritas. Ia mensponsori dan memimpin pengesahan bipartisan UU untuk memonitor pemrofilan rasial dengan meminta polisi mencatat ras para tahanan dan UU tersebut menjadikan Illinois negara bagian pertama yang melakukan perekaman interogasi pembunuhan. Obama mengundurkan diri dari Senat Illinois pada November 2004 setelah pemilihannya menuju Senat AS.

Kampanye Senat AS 2004

Di pertengahan 2002, Obama mulai melakukan kampanye menuju Senat AS; ia memasukkan pakar politik David Axelrod yang gagal dan mengumumkan pencalonannya pada Januari 2003. Keputusan oleh Peter Fitzgerald dari Republik dan pendahulunya Carol Moseley Braun dari Demokrat tidak yang tidak mengikuti persaingan ini membuka pemilihan pendahuluan Demokrat dan Republik yang melibatkan lima belas kandidat. Pencalonan Obama didorong oleh kampanye iklan Axelrod yang menampilkan wajah Walikota Chicago Harold Washington dan dorongan oleh anak darai Paul Simon, bekas Senator AS untuk Illinois. Ia menerima 52% suara pada pendahuluan Maret 2004, menyisakan 29% bagi saingan Demokrat terdekatnya.

Saingan Obama di pemilihan umum, pemenang pendahuluan Jack Ryan dari Partai Republik, mundur dari persaingan ini pada Juni 2004.

Bulan Juli 2004, Obama menulis dan menyampaikan catatannya pada Konvensi Nasional Demokrat 2004 di Boston, Massachusetts. Setelah menjelaskan pengalaman kakeknya sebagai veteran Perang Dunia II dan pembuat program FHA dan G.I. Bill New Deal, Obama berbicara mengenai perubahan prioritas ekonomi dan sosial pemerintah AS. Ia mempertanyakan Perang Irak oleh administrasi Bush dan memberi penghargaan pada tentaranya. Mencontoh dari sejarah AS, ia mengkritik pandangan partisan terhadap elektorat dan meminta Amerika bersatu dalam perbedaan, dengan mengatakan, "Tidak ada yang namanya Amerika liberal dan Amerika konservatif; yang ada hanya Amerika Serikat." Penyiaran pidato ini oleh berbagai organisasi berita besar melambungkan status Obama sebagai sebuah figur politik nasional dan membantu kampanyenya menuju Senat AS.

Bulan Agustus 2004, dua bulan setelah pengunduran diri Ryan dan kurang dari tiga bulan sebelum Hari Pemilihan, Alan Keyes menerima pencalonan Partai Republik Illinois untuk menggantikan Ryan. Seorang yang lama menetap di Maryland, Keyes menetapkan tempat tinggal permanennya di Illinois karena pencalonan. Pada pemilihan umum November 2004, Obama menerima 70% suara, sementara Keyes 27%, kemenangan terbesar untuk persaingan negara bagian dalam sejarah Illinois.

Senator AS sejak 2005

Obama disumpah sebagai senator pada 4 Januari 2005. Obama adalah Senator Afrika Amerika kelima dalam sejarah AS, dan yang ketiga yang banyak dipilih. Ia adalah anggota Senat satu-satunya dari Kaukus Hitam Kongresional. CQ Weekly, sebuah terbitan nonpartisan, menyebutnya sebagai "Demokrat setia" berdasarkan analisis seluruh suara Senat pada 2005-2007, dan National Journal menempatkannya sebagai senator "paling liberal" berdasarkan penelitian terhadap suara yang dipilih selama 2007. tahun 2005 ia menempati peringkat ke-16, dan pada 2006 di peringkat ke-10. In 2008, he was ranked by Congress.org as the eleventh most powerful Senator.

Keluarga dan kehidupan pribadi

Obama bertemua istrinya, Michelle Robinson, bulan Juni 1989 ketika ia bekerja sebagai asosiat musim panas untuk firma hukum Sidley Austin di Chicago. Sebagai penasehat Obama selama tiga bulan di firma itu, Robinson bergabung dengannya dalam kelompok sosial, tapi menolak permintaan awalnya untuk berkencan. Mereka mulai berkencan pada musim panas itu, bertunangan tahun 1991, dan menikah tanggal 3 Oktober 1992. Anak pertama mereka, Malia Ann, lahir tahun 1998, diikuti oleh anak kedua, Natasha ("Sasha"), tahun 2001.

Menyetujui pembuatan buku, keluarga ini pindah tahun 2005 dari sebuah kondominium di Hyde Park, Chicago ke rumah mereka senilai $1.6 juta di Kenwood, Chicago. Pembelian tanah dan penjualannya ke Obama oleh istri si pembangun dan temannya Tony Rezko menarik perhatian media karena dakwaan dan keyakinan Rezko terhadap hukuman korupsi politik yang tidak berhubungan dengan Obama.

Bulan Desember 2007, majalah Money memperkirakan kekayaan keluarga Obama mencapai $1.3 juta. Pembayaran pajak mereka tahun 2007 memperlihatkan pendapatan rumah tangga sekitar $4.2 juta dari sekitar $1 juta pada 2006 dan $1.6 juta pada 2005 yang kebanyakan berupa hasil penjualan bukunya.

Dalam wawancara tahun 2006, Obama menjelaskan keragaman keluarganya. "Michelle akan memberitahukan bahwa ketika kami bersama untuk Natal atau Hari Pengucapan Syukur, rasanya seperti PBB kecil," katanya. "Saya mempunyai saudara yang mirip seperti Bernie Mac, dan saya juga mempunyai saudara yang mirip Margaret Thatcher." Obama memiliki tujuh saudara tiri dari keluarga ayah Kenya, enam orang, dan seorang adik tiri, Maya Soetoro-Ng, anak dari ibunya dan suami keduanya dari Indonesia. Ibu Obama lahir dari orangtua ibunya di Kansas, Madelyn Dunham. Dalam buku Dreams from My Father, Obama mengaitkan sejarah keluarga ibunya dengan pendahulu warga Amerika Asli dan saudara jauh Jefferson Davix, presiden Konfederasi selatan pada Perang Sipil Amerika.

Obama bermain basket, sebuah olahraga yang diikutinya sebagai anggota tim SMA-nya. Sebelum mengumumkan pencalonan presidennya, ia memulai usaha untuk berhenti merokok.

Obama adalah seorang Kristen yang pandangan religiusnya telah berkembang di masa dewasanya. Dalam buku The Audacity of Hope, Obama menulis bahwa "ia tidak dibesarkan dalam keluarga religius." Ia menjelaskan ibunya, dibesarkan oleh orangtua non-religius (yang dijelaskan Obama sebagai "Metodis dan Baptis yang non-praktik") yang terpisah dari agama, "dalam beberapa hal adalah orang yang sangat spiritual yang pernah kukenal." Ia menggambarkan ayahnya sebagai "seorang Muslim", tapi "mengakui ateis" ketika orangtuanya bertemu, dan ayah tirinya sebagai "seseorang yang melihat agama tidak terlalu berguna." Dalam buku tersebut, Obama menjelaskan bagaimana, melalui bekerja dengan gereja hitam sebagai koordinator masyarakat ketika masih berusia 20 tahunan, ia mulai memahami "kekuatan tradisi religius Afrika-Amerika untuk melakukan perubahan sosial." Ia dibaptis di Trinity United Church of Christ tahun 1988.

the stadium

The San Siro Stadium was built between 1 August 1925 and 15 September 1926. In just over a year a structure capable of containing 35,000 spectators was erected. It cost about 5 million Italia Lira to build and the construction was financed by then AC Milan president Piero Pirelli. The first match played at the new stadium was a Milan derby on 19 September 1926. Inter beat AC Milan 6-3.

In 1935 AC Milan sold the stadium to the local government, who added the second tier, increasing the capacity to 60,000. Lighting for night matches was installed in 1957, and an electronic scoreboard was added a decade later.

In 1980 this glorious 'Temple of Football' was named after Giuseppe Meazza in memory of the former Inter and Italy legend. The stadium underwent its most recent transformation in 1990 with the addition of a third tier, completed in time for the 1990 World Cup. The fully covered, total seating capacity is 80,065

[mappa2005]
Each of the three tiers is divided into 4 different-coloured zones (according to the colour of the seats): orange and red for the rectangular zones, and green and blue for the curved zones. The only exception is the third tier (the highest of the three), where there are no orange zones.
From the 2002/03 season the sectors have been divided into four categories: north, south, east and west.

ssiro1


technical info

- Capacity: 80,065 (updated to Oct 2008)
- Pitch size: 105 x 68 metres
- Seats in press box: 196
- VIP area: 15 Skyboxes, 13 luxury seating areas (1st tier red sector); 15 Skyboxes, 8 luxury seating areas (1st tier orange sector)
- All stands are covered
- A ditch separates the pitch from the stands
- Electronic boards: 2
- The pitch has underground heating facilities
- There is an underground car parking facility for players and referees

hot to get to the stadium

from the airports

From Linate Airport, take Bus no. 73 to San Babila, then take underground line 1 (MM1 direction Rho-Fiera), and get off at Lotto metro station.

From Malpensa Airport, take the Malpensa Express train to Cadorna FN, then take underground line 1 (MM1 direction Rho-Fiera) and get off at Lotto metro station.
From Orio al Serio Airport, take bus to Milano Centrale station. Take underground line 2 (MM2 direction Abbiategrasso), change at Cadorna FN metro station, take underground line 1 (MM1 direction Rho-Fiera) and get off at Lotto metro station.

by train

From Milano Centrale, Milano Porta Garibaldi and Milano Lambrate stations take underground line 2 (MM2 direction Abbiategrasso), change at Cadorna FN metro station, take underground line 1 (MM1 direction Rho-Fiera) and get off at Lotto metro station.

From Milano Porta Genova station, take underground line 2 (MM2 direction Cologno/Gessate), change at Cadorna FN metro station, then take underground line 1 (MM1 direction Rho-Fiera), and get off at Lotto metro station.

by car

From Torino (Turin) (motorway A4): after the tollgate proceed in the direction of Venezia (Venice) up to Milano Certosa intersection, then follow road signs to San Siro stadium.

From Bologna, Firenze (Florence), Roma (Rome) (motorway A1): take the Tangenziale Ovest bypass, exit at Statale 11 intersection, then follow road signs to San Siro stadium.

From Bergamo, Verona, Venezia (Venice), Udine (motorway A4): after Milano Est tollgate proceed in the direction of Torino (Turin) as far as Milano Certosa intersection, then follow road signs to San Siro stadium.

From Como, Lecco, Switzerland (motorway A8 - A9): after the tollgate proceed towards Milano Certosa, then follow road signs to San Siro stadium.

average time required to reach the stadium

- From Milano Centrale station: 25 minutes
- From Linate airport: 30 minutes
- From Malpensa airport: 50 minutes
- From motorway exit: 20 minutes

Valentino Rossi

BIODATA

Nama : Valentino Rossi

Lahir : Urbino, 16 Februari 1979

Kebangsaan : Italia

Tinggi/Berat : 180cm/69kg

Karir :

  • Go-kart pertama (1985)
  • Debut balap karting 60cc (1989)
  • Juara kejuaraan karting regional 60cc, sembilan kali menang (1990)
  • Peringkat 5 di Kejuaraan Junior go-kart Italia (1991)
  • Juara Italian Minibike Endurance (1992)
  • Peringkat 12 Italian 125cc Sport Production championship dengan motor Cagiva (1993)
  • Juara Italian 125cc Sport Production dengan motor Cagiva (1994)
  • Juara nasional Italia 125cc, peringkat 3 125cc Kejuaraan Eropa, peringkat 11 di Kejuaraan, Spanish Open 125cc semuanya dengan motor Aprilia (1995)
  • Debut kejuaraan dunia di GP Malaysia 125cc menggunakan Aprilia tim Scuderia AGV (1996)
  • Juara dunia 125cc termuda ke-2 mengendarai Aprilia di tim Nastro Azzuro Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 321 poin, 11 Kemenangan di Malaysia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, Imola, Jerman, Brazil, Inggris, Catalunya, dan Indonesia (1997)
  • Pindah kelas ke 250cc mengendarai Aprilia tim Nastro Azzuro, Posisi kedua di kejuaraan dengan 201 poin, 5 kemenangan di Belanda, Imola, Catalunya, Australia, dan Argentina (1998)
  • Menjadi juara dunia 250cc termuda dengan mengendarai Aprilia untuk tim Aprilia Grand Prix Racing, Posisi pertama di kejuaraan dengan 309 poin, 9 kemenangan di Spanyol, Italia, Catalunya, Inggris, Jerman, Ceko, Australia, Afrika Selatan, dan Brazil (1999)
  • Naik kelas lagi ke 500cc mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team, Posisi kedua di kejuaraan dengan 209 poin, 2 kali menang di Inggris dan Brazil (2000)
  • Merebut gelar juara dunia 500cc dengan mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 325 poin, 11 kemenangan di Jepang, Afrika Selatan, Spanyol, Catalunya, Inggris, Ceko, Putugal, Pasifik, Australia, Malaysia, dan Brazil (2001)
  • Memenangi Moto GP World Championship yang direvisi dengan mengendarai Honda RC211V untuk tim Repsol Honda Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 355 poin, koleksi 11 kemenangan di Jepang, Spanyol, Perancis, Catalunya, Italia, Belanda, Inggris, Jerman, Portugal, Brazil, dan Australia (2002)
  • Memenangi gelar juaranya yang kedua di Moto GP World Championship bersama Repsol Honda Team, Posisi pertama di kejuaraan dengan 357 poin, koleksi 9 kemenangan di Jepang, Spanyol, Italia, Ceko, Portugal, Rio, Malaysia, Australia, dan Valencia (2003)
  • Pindah ke Gauloises Fortuna Yamaha mengendarai YZR-M1 dan kembali memenangi Moto GP World Championship, Posisi pertama di kejuaraan dengan 304 poin, 9 kemenangan di Afrika Selatan, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Portugal, Malaysia, Australia, dan Valencia (2004)
  • Memenangi gelar juara dunia yang kedua untuk Gauloises Fortuna Yamaha Team, Posisi pertama di kejuaraan hingga di Malaysia dengan 281 poin, 9 kemenangan di Spanyol, Cina, Perancis, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Jerman, dan Ceko (2005)

Penghargaan :

  • Gelar Juara Dunia 125cc (1997)
  • Gelar Juara Dunia 250cc (1999)
  • Gelar Juara Dunia 500cc (2001)
  • Gelar Juara Dunia Moto GP (2002)
  • Gelar Juara Dunia Moto GP (2003)
  • Gelar Juara Dunia Moto GP (2004)
  • Gelar Juara Dunia Moto GP (2005)

BIOGRAFI

Valentino Rossi pembalap kelahiran Urbino, Italia 16 Februari 1979 adalah seorang pembalap di arena balap grandprix motor dunia setelah era Michael Doohan dengan titel juara dunia di empat kelas berbeda yang diraihnya selama tujuh tahun berkarir.

Putra dari mantan pembalap GP 250cc Graziano Rossi dan Stefania Palma ini telah mempunyai banyak rekor dan prestasi yang melampaui para seniornya. Total pembalap eksentrik ini membukukan 7 gelar juara dunia : sekali di kelas 125cc, sekali di kelas 250cc, lima kali di kelas puncak, 500cc, dan Moto GP.

Dalam karirnya sepanjang GP Rossi selalu memakai nomor 46, ia memakai nomor itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcard Jepang bernomor 46 di TV yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh Graziano Rossi, ayahnya, ketika memenangi lomba pertama dengan Morbidelli tahun 1979. Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak mengikuti juara dunia-juara dunia sebelumnya yang memilih berganti nomor 1 setelah mendapatkan titel juara dunia.

Saat pertama bergabung di Gp 500cc bersama tim eks Doohan yang dikepalai oleh seorang mekanik handal Australia bernama Jerremy Burgess, suasana paddock sangat terpengaruh perangai Doohan yang temperamental. Semua mekanik dan staff tim tampak serius dan cenderung penuh tekanan. Suasana ini membuat Rossi bertekad untuk merayakan besar-besaran ketika menang. Sejak saat itulah, pesta kemenangan menjadi ciri khasnya. Tak hanya bersama teman, juga ribuan pendukungnya yang memadati sirkuit. Ia juga melakukan Aksi "wheelie" dan "burnout" jika memperoleh kemenangan dan kerap memberikan "kneepad" atau topi kepada fansnya dengan melemparnya saat berada di podium.

Dalam karir balapnya, Rossi selalu berganti julukan dan melakukan hal-hal yang menarik perhatian serta menghibur. Ia beralasan bahwa semua itu dilakukannya dengan niat bersenang-senang dan melakukan sesuatu yang lucu. "Rossifumi", julukan Rossi yang diberikan oleh temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc. Julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang yang khas dengan rambut panjangnya, Norick Abe. Tahun 2004, Rossi dan Abe sama-sama membela Yamaha. Rossi berada di tim Gauloises Fortuna Yamaha Team sedangkan Abe di Fortuna Gauloises Tech 3 Yamaha Team.

"Valentinik", julukan ini berasal dari tokoh kartun "Daffy Duck" yang menjadi "superhero" di Italia bernama Paperinik. Julukan ini dipakainya pada saat membalap di kelas 250cc. Julukan lainnya adalah "The Doctor" setelah ia naik di kelas 500cc pada musim 2000. Pada akhir musim 2003 menjelang musim 2004, Valentino Rossi membuat keputusan untuk hijrah dari tim pabrikan Honda, Repsol Honda HRC. Ia memilih bergabung bersama tim Yamaha yang terakhir meraih juara dunia pada tahun 1992 melalui pembalap Wayne Rainey. Rossi tidak pindah ke tim Yamaha sendirian, ia juga membawa Jerremy Burgess, kepala mekaniknya yang dahulu juga menangani Doohan dan Criville. Mereka melakukan serangkaian tes membenahi teknologi motor Yamaha YZR M1 milik Rossi agar mampu menandingi motor terkuat di Moto GP saat itu, RC211V milik Honda.

Mengenai kepindahannya, banyak yang tak mengira dan pesimis bahwa Rossi akan mampu mempertahankan gelar juaranya. Tapi ia mementahkan semua pandangan pesimis tersebut. Bahkan pada seri pertama musim 2004 di GP Welkom, Afrika Selatan, ia mengalahkan Max Biaggi yang mengendari motor Honda, meskipun dengan perlawanan yang sangat ketat dengan mengendarai motor yamaha yang terakhir berada di podium tahun 1992. Pada tahun 2004 dan 2005 Rossi mejadi juara dunia bersama Yamaha dan menjadi pembalap Yamaha pertama yang paling banyak menjadi juara dalam satu musim (9 kali juara pada musim 2005).